Laga final playoff Championship di Wembley Stadium mempertemukan Sunderland dan Sheffield United dalam pertandingan yang penuh tensi, drama, dan emosi tinggi. Kedua tim tampil dengan motivasi besar demi satu tiket ke kasta tertinggi sepak bola Inggris, Premier League.
Sheffield United tampil percaya diri sejak awal pertandingan, mengingat mereka menyelesaikan musim reguler dengan selisih 14 poin di atas Sunderland. Tim asuhan Chris Wilder bahkan langsung mengancam gawang Sunderland dalam 20 detik pertama pertandingan. Namun, penyelamatan gemilang dari kiper Anthony Patterson menjaga skor tetap imbang. Petaka datang bagi Sunderland ketika pemain bertahan mereka, Luke O’Nien, mengalami dislokasi bahu saat berusaha menyundul bola, memaksa pelatih mengganti strategi lebih awal.
Gol Pembuka dan Dominasi Sementara Sheffield United
Sheffield United berhasil memanfaatkan situasi saat Sunderland tengah menyesuaikan diri usai pergantian pemain. Lewat sebuah serangan balik cepat, Gus Hamer menggiring bola dari wilayah pertahanan sendiri dan melepaskan umpan luar biasa ke Tyrese Campbell. Penyerang itu kemudian menaklukkan kiper dengan finishing yang tenang, membawa Sheffield United unggul 1-0 pada menit ke-25.
Sheffield United sempat menggandakan keunggulan melalui tendangan Harrison Burrows, namun gol tersebut dianulir setelah intervensi VAR menunjukkan posisi offside. Meski begitu, hingga babak pertama berakhir, The Blades tetap mengontrol jalannya laga dan mempertahankan keunggulan.
Perubahan Strategi dan Semangat Baru Sunderland
Masuk babak kedua, Sunderland bermain lebih agresif. Mereka meningkatkan intensitas serangan dan menciptakan peluang demi peluang. Meskipun pertahanan Sheffield United tampil solid, terutama berkat peran Hamza Choudhury, Sunderland menunjukkan determinasi tinggi untuk bangkit.
Peluang demi peluang tercipta, namun kiper Michael Cooper dan barisan belakang Sheffield United masih terlalu tangguh. Hingga akhirnya, usaha tanpa henti Sunderland membuahkan hasil pada menit ke-76. Umpan tajam dari Patrick Roberts mampu membelah pertahanan lawan, dan Eliezer Mayenda menyambarnya dengan tembakan keras ke atap gawang, membuat skor imbang 1-1.
Momen Penentu: Gol Kemenangan di Menit Terakhir
Pertandingan seolah akan berlanjut ke babak perpanjangan waktu, mengingat kedua tim terus menekan namun tak kunjung mencetak gol tambahan. Namun drama belum usai. Di menit kelima masa tambahan waktu, pemain pengganti Sunderland, Tom Watson, menjadi pahlawan yang tak terduga.
Watson, yang bahkan namanya tidak tercantum dalam program pertandingan, memanfaatkan bola lepas hasil dari tekanan Kieffer Moore. Dengan ketenangan luar biasa, ia menempatkan bola ke pojok gawang dan mengunci kemenangan dramatis 2-1 untuk Sunderland.
Statistik dan Fakta Menarik Usai Laga
- Kemenangan ini menandai kembalinya Sunderland ke Premier League setelah delapan tahun absen. Mereka juga mencetak sejarah sebagai tim pertama sejak Leicester City pada musim 1995/1996 yang berhasil membalikkan keadaan setelah tertinggal di babak pertama dalam final playoff kasta kedua.
- Menariknya, Sunderland selama musim ini memiliki rata-rata usia skuad termuda dalam Championship, yakni 23 tahun 316 hari. Bahkan dalam laga final ini, mereka menurunkan Chris Rigg yang baru berusia 17 tahun, menjadikannya pemain termuda yang pernah tampil di final playoff.
- Sunderland juga mencatatkan rekor sebagai tim yang paling lama bertahan di zona enam besar musim ini, yaitu selama 266 hari. Mereka bahkan sempat menghabiskan 100 hari di dua besar klasemen, lebih banyak dari Burnley yang hanya 88 hari namun akhirnya finis di posisi kedua.
Kenangan Wembley dan Sejarah Terulang
Kemenangan di Wembley Stadium ini merupakan momen bersejarah bagi para pendukung Sunderland. Diulas lebih lengkap oleh SBOTOP, sejak kemenangan legendaris mereka di final Piala FA tahun 1973, Sunderland hanya dua kali mencicipi kemenangan di stadion nasional. Kini, mereka menambah satu lagi memori manis yang akan diingat sepanjang masa.
Sebaliknya, bagi Sheffield United, hasil ini menambah daftar kekecewaan mereka di final playoff. Ini adalah kekalahan kelima mereka dalam lima kesempatan tampil di partai puncak promosi, memperpanjang rekor buruk mereka di Wembley Stadium.
Masa Depan Cerah di Depan Mata
Sunderland kini bersiap menghadapi tantangan yang lebih besar di Premier League. Dengan kombinasi pemain muda berbakat, pelatih yang cerdas, dan semangat tak kenal menyerah yang mereka tunjukkan sepanjang musim, tim ini menunjukkan potensi untuk tidak hanya sekadar bertahan di divisi utama, tetapi juga menjadi kuda hitam yang patut diperhitungkan.
Para pemain seperti Tom Watson, yang musim depan akan bergabung dengan Brighton & Hove Albion, dan Eliezer Mayenda menunjukkan bahwa regenerasi tim berjalan dengan baik. Sunderland tampaknya siap mengakhiri masa-masa kelam mereka dan memulai babak baru yang lebih cerah di Premier League.
DUA TIM YANG LEBIH DULU PROMOSI KE PREMIER LEAGUE
Leeds United: Dominasi Lewat Serangan Tanpa Ampun
Leeds United tampil begitu meyakinkan sepanjang musim. Mereka menunjukkan performa yang stabil dan penuh energi, menjadikan mereka sebagai juara Championship. Dengan torehan 95 gol dari 46 pertandingan, Leeds United menampilkan kekuatan ofensif yang sulit ditandingi oleh tim manapun di divisi tersebut.
Salah satu pemain yang menjadi pusat perhatian adalah Joel Piroe. Striker asal Belanda ini menjadi ujung tombak andalan dengan mencetak 19 gol. Perannya sangat vital dalam skema permainan yang mengedepankan kecepatan, tekanan tinggi, dan transisi cepat dari bertahan ke menyerang. Pola permainan Leeds sangat agresif dan berani, menjadikan mereka tidak hanya efektif, tetapi juga menyenangkan untuk ditonton.
Sosok pelatih juga memainkan peran penting dalam keberhasilan ini. Dengan pengalaman membawa tim lain ke kasta tertinggi sebelumnya, sang pelatih berhasil membentuk skuad yang solid dan mampu bermain konsisten di bawah tekanan. Dengan fondasi taktik menyerang yang sudah terbukti efektif, Leeds United tidak datang ke Premier League sekadar untuk bertahan. Mereka berpotensi menjadi penantang serius dan memberi warna baru dalam persaingan papan atas.
Burnley: Kedigdayaan Pertahanan yang Mengesankan
Berbeda dari Leeds United yang memukau lewat lini depan, Burnley justru tampil luar biasa berkat pertahanan mereka yang hampir tak tertembus. Sepanjang musim, mereka hanya kebobolan 16 gol, sebuah pencapaian yang sangat jarang terjadi dalam kompetisi seketat Championship. Catatan defensif ini menjadikan mereka sebagai tim dengan pertahanan terbaik musim ini.
Walau finis di posisi kedua karena kalah selisih gol dari Leeds United, pencapaian Burnley tetap sangat mengesankan. Mereka menunjukkan konsistensi dalam menjaga keseimbangan permainan dan minim melakukan kesalahan fatal di lini belakang. Struktur permainan yang rapi dan disiplin tinggi menjadi kekuatan utama mereka. Di balik kesuksesan ini, sosok pelatih yang sudah dikenal sebagai spesialis promosi kembali membuktikan kualitasnya. Setelah membawa dua klub lain ke Premier League di musim-musim sebelumnya, kini ia sukses melakukannya lagi bersama Burnley. Pendekatan taktis yang mengedepankan efisiensi dan kestabilan membuat Burnley tampil matang dan siap menghadapi tantangan lebih berat di kasta tertinggi sepak bola Inggris.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan